Di belantara Vietnam Amerika Serikat untuk pertamakalinya telan kekalahan perang. Petualangan maut yang digerakkan oleh rasa takut terhadap gelombang Komunisme itu hingga kini masih menyisakan trauma tak berkesudahan.
Hantu Komunisme
Dibayangi ketakutan akan gelombang komunisme yang sedang menjalar di Asia Tenggara, Amerika Serikat tahun 1955 di bawah Presiden John F. Kennedy dan kemudian Lyndon B. Johnson, mendeklarasikan perang terhadap Vietnam Utara yang didukung Uni Sovyet dan Cina.
Besar Tak Bertaji
Selama dua dekade berikutnya 500.000 serdadu Amerika Serikat dan lebih dari satu juta pasukan Vietnam Selatan bertempur melawan Vietkong yang cuma berkekuatan 300.000 personil. Namun begitu tentara AS dan Vietnam Selatan punya kelemahan besar, minimnya pengalaman dan pengetahuan tentang taktik gerilya yang dilancarkan Vietkong
Taring Tumpul Vietnam Selatan
Vietnam Selatan sejatinya punya militer berstruktur modern yang pembentukannya dibantu Perancis. Namun kendati dilengkapi dengan sistem alutsista teranyar, seperti kendaraan lapis baja M113 APC dan M41 dari AS, minimnya pengalaman membatasi daya tempur Vietnam Selatan. Foto menunjukkan Jendral Nguyen Ngoc Loan eksekusi mati terduga serdadu Vietkong, Nguyen Van Lem di Saigon.
Hujan Api
Amerika Serikat sejatinya tidak berniat merebut Vietnam Utara supaya tidak memprovokasi Uni Sovyet, melainkan mempertahankan Vietnam Selatan hingga mendapat pengakuan internasional. Sebab itu militer AS awalnya lebih banyak terlibat lewat serangan udara. Dalam tiga tahun antara 1965 dan 1967, AS menghujani Vietnam Utara dengan 425.000 ton bahan peledak.
Pembunuh dari Langit
Pentagon bahkan memanfaatkan celah pada Konvensi Anti Senjata Kimia untuk melumat Vietkong. Dengan lihai militer AS mengembangkan zat beracun bernama Agent Orange untuk menghancurkan hasil panen dan perkebunan di Vietnam Utara. Hingga tahun 1971 AS telah menggunakan sebanyak 80 juta liter senjata kimia tersebut.
Mati Lewat Api
Senjata mematikan lain yang gemar digunakan AS adalah bom Napalm. Antara 1965 hingga 1973, militer Amerika menghujani Vietnam Utara dengan delapan juta ton bom Napalm, tiga kali lipat lebih banyak ketimbang jumlah bom yang digunakan selama Perang Dunia II. Jenis bom yang kini penggunaannya dilarang itu terutama banyak menelan korban sipil.
Perang Berbayar Nyawa
Lebih dari 1,3 juta orang tewas terbunuh selama perang Vietnam. Amerika sendiri kehilangan sekitar 56.000 serdadu, sementara 156.000 lainnya mengalami luka atau cacat seumur hidup. Namun jumlah tersebut tidak sebanding dengan angka kematian yang disebabkan pengeboman militer AS, yakni hingga 200.000 warga sipil dan militer di Vietnam dan Kamboja.
Ambisi Berbiaya Selangit
Amerika Serikat tidak cuma kehilangan pengaruh dalam Perang Vietnam, tetapi juga merugi secara finansial. Hingga tahun 1975, Washington telah menghabiskan dana yang jika diukur dengan nilai saat ini setara dengan 761 milyar US Dollar. Biaya tak terduga yang muncul di luar ongkos perang bahkan ditaksir mencapai 1,4 tilyun US Dollar. Angka yang sama dihabiskan AS selama Perang Irak hingga tahun 2008
Evakuasi di Atap Kedutaan
Perang Vietnam berakhir secara resmi dengan jatuhnya kota Saigon ke tangan gerilayawan Vietnam Utara pada 29 April 1975. Jelang kapituasi Vietnam Selatan, AS sibuk evakuasi warganya lewat atap gedung kedutaan besar di Saigon. Selain itu militer Amerika juga ungsikan sekitar 90.000 penduduk Vietnam Selatan yang takut terhadap rejim Komunis.