15.4.16

>> Mengenang tragedi kelam Tiananmen 1989

Pemerintah Cina memusnahkan nyaris semua foto yang mengabadikan tragedi di lapangan Tiananmen. DW menghadirkan foto-foto karya Jeff Widener yang selamat dari cengkraman negara komunis itu.

Rona langit memerah pada tugu demokrasi setinggi sepuluh meter yang dibangun oleh demonstran di lapangan Tiananmen. Patung ini terbuat dari busa konstruksi, bubur kertas dan besi. Tanggal 4 Juni serdadu Cina merobohkan patung yang dibuat untuk menyaingi patung Mao Zedong di kota terlarang itu.

Saat situasi mulai memanas jelang pembantaian gerakan demokrasi di Tiananmen, penduduk sering memberikan hadiah kecil kepada serdadu dan polisi yang bertugas. Bersama-sama mereka menyanyikan lagu-lagi patriotik.

Pada 3 Juni 1989 ini seorang perempuan terjebak di kerumunan antara kelompok pro demokrasi dan Pasukan Pembebasan Rakyat Cina. Ketika malam meninggi, serdadu dari divisi ke-38 inilah yang melepaskan tembakan pertama ke arah warga sipil tak bersenjata.

Ribuan demonstran mengepung sebuah bus yang mengangkut senjata. Selama darurat militer diberlakukan, mereka bermain kucing-kucingan dengan polisi. Termasuk menggagalkan pasokan logistik untuk serdadu yang bertugas.

Menjelang tengah malam, 3 Juni, demonstran menduduki kendaraan lapis baja milik militer. Kendaraan ini sebelumnya lolos dari blokade yang dibangun oleh para demonstran. Tidak jauh dari sana serdadu mulai bersiap melepaskan tembakan.

Jalan Chang'an di dekat lapangan Tiananmen menjadi saksi bisu ketika demonstran membakar tank pengangkut pasukan milik militer Cina. Tidak lama kemudian, sebuah batu bata menghantam fotografer kantor berita Asociated Press, Jeff Widener. Kendati sempat pingsan, Widener terselamatkan oleh kamera yang bertengger di depan wajahnya.

Pada 4 Juli sebuah truk yang mengangkut Pasukan Pembebasan Rakyat Cina, berpatroli di jalan Chang'an, di depan Hotel Beijing. Pada hari itu juga turis yang berkumpul di lobi hotel ditembaki oleh orang tak dikenal yang menumpang truk yang sama.

Seorang pemuda kurus yang menenteng plastik belanja melangkah ke tengah jalan Chang'an dan menghadang pergerakan tank militer. Untuk sesaat, ia menghambat pembantaian yang akan segera terjadi. Lebih dari dua dekade berselang, nasib pemuda ini masih belum jelas.

Tanggal 5 Juni penduduk berkumpul di jalan Chang'an sembari menunjukkan gambar demonstran yang ditembak mati. Serdadu divisi ke 38 menggunakan peluru spesial yang menyisakan lobang besar di tubuh korban. Menurut Amnesty International, sedikitnya 300 orang tewas ditembak di lapangan Tiananmen

Sisa-sisa rongsokan bus yang terbakar di jalan Chang'an, disapu bersih oleh dua petugas. Selama aksi protes, belasan bus dan kendaraan militer dibakar oleh massa. Beberapa serdadu dinyatakan tewas atau mengalami luka parah.

Serdadu dan kendaraan lapis baja mengawasi lapangan Tiananmen beberapa hari setelah kerusuhan. Hingga kini tidak satupun anggota keluarga korban yang bisa memperingati tragedi tersebut di lapangan Tiananmen, tanpa ditangkap atau diintrogasi oleh kepolisian.
( sumber )