9.4.16

>> Dampak mengerikan dari Zat Radioaktif "Nuklir "

Nuklir mengancam secara tidak langsung. Tambang dan pemerkayaan Uranium untuk tujuan sipil atau militer, bencana dan limbah nuklir melepaskan elemen radioaktif ke udara. Ratusan ribu manusia pernah menjadi korban

Amerika Serikat meledakkan 1039 bom nuklir sejak berakhirnya Perang Dunia II. Sementara Uni Sovyet 718, Perancis 198, Inggris dan Cina 45 ledakan, India dan Korea Utara masing-masing tiga kali, Pakistan dua kali. Puluhan ribu manusia terpapar zat radioaktif secara langsung akibat uji coba tersebut.

140.000 dari 350.000 penduduk Hiroshima meninggal dunia sebulan setelah ledakan nuklir akibat kanker, jantung atau perubahan hormon dan Chromosom. Hingga kini tingkat pengidap Leukimia di Hiroshima tertinggi di antara penduduk Jepang di kawasan lain.

Uji coba di sekitar kamp Mercury dari 1950 hingga 1992 mengkontaminasi sebagian wilayah AS. Pada gigi balita misalnya ditemukan Strontium yang memancarkan zat radioaktif. Selain itu angka penderita penyakit Kanker juga meningkat tajam. Dari 1963 hingga 1992 pemerintah AS melakukan uji coba nuklir di bawah tanah.

Sejak 1952 reaktor pertama Inggris memproduksi Plutonium untuk membuat bom atom. Empat tahun kemudian pemerintah mulai menggunakan energi nuklir buat memproduksi listrik. 1957 salah satu reaktor terbakar yang disusul dengan berbagai insiden. Tanah dari air terpapar zat radioaktif. Sebagian putra putri pegawai di kompleks nuklir Sellafield hingga kini masih menderita Leukimia.

Kawasan Wismut di timur Jerman pernah menjadi tambang Uranium terbesar di dunia antara 1946 hingga 1990. Tambang tersebut mengirimkan bahan baku buat program nuklir Uni Sovyet. Menurut pemerintah Jerman, satu dari delapan buruh tambang meninggal dunia akibat radioaktivitas, keseluruhannya mencapai 7000 orang. Sementara penduduk di sekitar banyak yang menghidap kanker paru-paru.

Di kota nuklir Tomsk-7 di Siberia yang hingga 1992 masih dirahasiakan terjadi sebuah insiden ketika 1993 sebuah tanki penyimpanan meledak. Zat-zat radioaktif semisal Plutonium dan Sesium meracuni wilayah sekitar. Uni Sovyet tercatat merahasiakan 38 insiden nuklir di kota Tomsk-7 dan Majak. Ratusan ribu buruh dan keluarganya terpapar zat radioaktif.

Kebocoran nuklir di pembangkit listrik Three Mile Island di Amerika Serikat adalah bencana nuklir terbesar sebelum Chernobyl dan Fukushima. Zat-zat radioaktif dalam jumlah besar mengotori lingkungan sekitar. Sebuah studi independen membuktikan tingginya angka penduduk berpotensi mengidap penyakit Kanker pasca bencana. Sebaliknya lobi industri nuklir menepis temuan tersebut dengan studi tandingan

Saudara kembar ini dilahirkan setelah bencana. Sang ayah adalah Liquidator, pegawai harakiri yang ditugaskan membersihkan reaktor sesaat setelah ledakan nuklir. Adapun sang ibu hidup di kota yang terkontaminasi. Kebocoran nukilr dan ledakan yang menyertainya melepaskan zat radioaktif dalam jumlah besar ke udara. Journal of Cancer melaporkan lebih dari 15.000 penduduk meninggal dunia akibat kanker.

Kebocoran nuklir di Fukushima yang disebabkan oleh Tsunami hingga kini masih tercatat sebagai pencemaran radioaktif di laut paling parah. Pakar nuklir memperkirakan 22.000 hingga 66.000 kematian tambahan akibat kanker. Sejak 2011, anak-anak di wilayah sekitar Fukushima menderita kanker tiroid.

Limbah nuklir tingkat tinggi membutuhkan jutaan tahun hingga tidak lagi memancarkan zat radioaktif. Namun Tempat Penyimpanan Akhir untuk limbah atom hingga kini belum ada di seluruh dunia. Jerman menganggarkan miliaran Euro per tahun untuk mengelola tempat penyimpanan sementara limbah nuklir.

Penggunaan amunisi yang mengandung Uranium selama Perang Teluk di awal dekade 1990-an mengancam nyawa penduduk secara tidak langsung. Hingga kini penduduk kota Bashra mencatat tingginya angka kelahiran cacat dan penderita kanker. Selain itu jumlah anak-anak yang menderita Kanker juga meningkat drastis.