3.4.16

>> 260 Kota dan Desa terkontaminasi Radio aktif di Fukushima

Lima tahun silam Jepang dirundung bencana nuklir setelah gelombang Tsunami terjang reaktor atom di Fukushima. Kini yang tersisa adalah sebuah kota hantu. Tapi sebagian penduduk bersikeras bertahan di kawasan beracun itu

Awalnya adalah gempa bumi berkekuatan 9.0 pada skala richter. Disusul gelombang Tsunami dahsyat yang meluluhlantakkan kawasan selatan Jepang dan memicu petaka nuklir yang mengakhibatkan hampir 100.000 penduduk meninggalkan rumah masing-masing.

Yang kemudian tersisa adalah kota hantu tak bertuan di kawasan yang terkontaminasi elemen radioaktif. Seakan iblis mematikan sedang mencekam seisi kota dan desa. Karena betapapun kokohnya bangunan dan infrastruktur kota bertahan dari gempa lima tahun silam, kematian tidak datang dari laut atau perut Bumi, melainkan menggelayut di udara yang beracun.

Tidak sedikit penduduk berusaha bertahan di wilayah yang terkontaminasi zat radioaktif, sebagian yang diungsikan bahkan kembali ke kediamannya masing-masing. Sawah kembali diairi, transportasi umum kembali berjalan dan sekolah-sekolah dibuka. Pria tua bernama Kano ini hidup dengan tumpukan tanah yang terpapar zat radioaktif dan seadanya ditutup dengan terpal berwarna biru.

Sebanyak 260 kota dan desa sejatinya dinyatakan tertutup oleh pemerintah Jepang lantaran terkontaminasi elemen radioaktif. Kini, lima tahun berselang, beberapa diantaranya kembali dihuni penduduk, seperti seorang ibu di Prefektur Namie Machi ini. Kota yang dulu berpopulasi 21.000 penduduk itu kini menjadi kota hantu.

Pemerintah Jepang hingga kini masih berupaya memerangi dampak bencana nuklir lima tahun silam. Sebanyak 8000 petugas hidup di kawasan bencana buat membebaskan Fukushima dari hantu cemaran nuklir yang masih bergentayangan. Tidak jelas sampai kapan mereka harus bertahan di wilayah tercemar berat radioaktif tersebut.

Ratusan ribu meter kubik tanah yang terkontaminasi dikumpulkan di dalam kantung hitam. Saat ini belum ada rencana bagaimana membersihkan tanah tersebut. Pemerintah Jepang beberapa tahun silam membeli lahan seluas 500 ratus hektar untuk menyimpan tanah yang terpapar zat radioaktif.

Program pembersihan Fukushima yang dicanangkan pemerintah Jepang akan berlangsung hingga 50 tahun dan menelan biaya puluhan miliar US Dollar. Namun baru-baru ini Badan Regulasi Nuklir Jepang memperkirakan upaya pembersihan akan berlangsung hingga 80 tahun.