31.3.16

>> Wow...ternyata nenek moyang orang Madagaskar dari Indonesia

Sejak lama Madagaskar menjadi daya tarik bagi para antropolog. Alasannya, pulau keempat terbesar dunia itu sebelumnya hanya dihuni hewan lemur. Selama ribuan tahun, tak ada manusia yang menjamahnya. Seperti dimuat situs sains, Physorg.com, penelitian genetika yang dipimpin Murray Cox dari Massey University Selandia Baru mengungkap hal mengejutkan: bahwa nenek moyang penduduk Madagaskar adalah 30 perempuan, 28 di antaranya yang berasal dari Indonesia. Kok bisa?


Penduduk Madagaskar antre di bilik suara

Petunjuk didapatkan dari uji DNA 266 orang dari tiga etnis Malagasy - orang asli Madagaskar dan analisi mitokondria atau baterai sel yang gennya diwariskan dari ibu.

"Hal yang tak biasa tentang pulau ini adalah, Madagaskar terletak sangat jauh dari Indonesia. Ia juga dihuni belakangan, ketika sebagian besar dunia telah berpenghuni," kata peneliti dari Massey University Selandia Baru, Murray Cox, kepada situs sains LiveScience.

Para perempuan Nusantara itu datang ke pulau di pesisir Benua Afrika itu pada 1.200 tahun. Diduga, kapal mereka tenggelam kala itu.

Simulasi komputer juga menunjukkan, pemukiman pertama di Madagaskar ada pada tahun 830 Masehi, saat yang bersamaan dengan berkembangnya perdagangan nusantara di bawah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya, yang berpusat di Sumatera.

Sebelum nenek moyang dari Indonesia tiba, Madagaskar hanya dihuni lemur.

Tak hanya soal DNA, ada faktor lain yang menunjukkan kontribusi Nusantara, yakni bahasa. Dari segi linguistik, penduduk Madagaskar bicara dalam bahasa, yang asal-usulnya bisa dilacak sampai Indonesia. Sebagian besar dari leksikon Ma'anyan, bahasa yang dipraktekan sehari-hari di masyarakat yang bermukim di sepanjang Sungai Barito, di wilayah pedalaman. Juga ditemukan segelintir bahasa yang akarnya dari Jawa, Melayu, atau Sansekerta.

Bukti lain pengaruh Nusantara di Madagaskar adalah penemuan perahu cadik, peralatan besi, instrumen musik seperti gambang. Juga peralatan makan yang sangat 'tropis', sistem tanam padi, pisang, ubi jalar di sela-sela hutan. Bagaimana para perempuan ini sampai di Madagaskar, hingga kini masih jadi misteri besar?
( sumber )