27.3.16

>> Fakta mengagumkan tentang keajaiban otak Manusia


Berbicara tentang perilaku manusia, berarti bicara otak juga, sebab otaklah yang mendikte perangai manusia dan membedakan makhluk mulia ini dengan ciptaan yang lain. dr. Louan Brizendine dalam bukunya “Female Brain” menjelaskan bahwa otak membentuk cara kita melihat, mendengar, membaui dan mengecap. Manusia hendaknya tidak pernah berpikir bahwa dirinya adalah makhluk yang kecil, sebab dalam tubuhnya berdiam suatu dunia yang besar.

Otak, yang kita ketahui tidak lebih besar dari seuntai anggur dan lebih kecil daripada sebuah kol mungkin dapat kita genggam leluasa dengan sebuah tangan. Berat otak sekitar 1,5 kg namun ia beribu kali lebih hebat dan memiliki prinsip kerja yang lebih rumit daripada komputer terhebat di dunia sekalipun. Jika dibandingkan dengan seekor lalat buah yang hanya memiliki 100.000 sel otak aktif, atau seekor tikus yang hanya memiliki 5 juta sel otak aktif maupun dengan seekor kera yang memiliki 10 milyar sel otak aktif, otak manusia tetap jauh lebih rumit. Sejak hari pertama kehidupan, manusia memiliki sekitar 100 milyar sel yang telah mampu membentuk koneksi belajar (sinapsis) dengan kecepatan :3 milyar per detik.

Sebuah kecepatan yang luar biasa. Koneksi-konekri itulah yang menjadi kekuatan otak manusia dan mendikte perilakunya. Seiring berkembangnya wacana ilmiaah dan peradaban manusia, berbagai penemuan otak yang mencengangkan telah ikut memberi kontribusi terhadap pemahaman manusia mengenai otak. Prof. Pyotr Anokhin menemukan bahwa otak terdiri dari jutaan sel kecil (neuron), dan masing-masing belahan mengandung 10.000 milyar sel. Sedangkan Prof. Rosenzweigh menemukan bahwa kemampuan otak kita untuk berpikir tidak berkurang akibat bertambahnya usia.

Maka dapat kita simpulkan dari kedua penemuan ini bahwa otak manusia sungguh luar biasa. Sebab, walaupun kita kehilangan 10.000 sel otak setiap hari terh itung sejak lahir, namun bila kita totalkan, kehilangan itu tidak melebihi 3% dari jumlah sel otak hingga pada usia 80 tahun. Jika dihitung dengan sederhana, otak memiliki 1 triliun sel otak. Dari 1 triiun sel tersebut, 100 milliar merupakan sel saraf aktif (neuron) dan 900 milliar sel lain “merekatkan” setiap 1 dari 100 milliar neuron. Setiap rekatan tersebut dapat tumbuh cabang hingga 20.000. Maka, jika otak kita memiliki 1 triliun neuron sedangkan 1 neuron memiliki 20.000 cabang, maka dalam 1 derik dalam otak kita terjadi 1000.000 interaksi/senyawa kimia.

Inilah bukti kehebatan otak manusia yang tidak dapat dikalahkan oleh sistem komputerisasi manapun. Oleh karena itu setiap manusia tentu mampu melakukan hal-hal yang luar biasa. Seperti yang telah dicatat dalam sejarah, banyak sekali para pemikir yang kemampuan otakya tidak terbatas oleh usia. Diantaranya:

  1. Ibnu Hajar Asqolani mampu menulis kitab Fathul Bari yang untuk membacanya saja banyak kalangan ulama yang tidak sanggup.
  2. Ibnu Sina setiap harinya menulis catatan walau dalam perjalanan. 
  3. Imam Malik mampu menulis kita Al Muwaththa’ dalam belasan jilid dan muqaddimah nya menjadi 1 kitab tersendiri. 
  4. Imam Syafi’I mampu terjaga semalaman sampai fajar dalam mempelajari 1 hadis dan 1 masalah, malam-malanya diisi dengan membaca, belajar dan ibadah.
  5. Imam Al Bukhari menulis kitab Shohih Bukhari selama 16 tahun dan selalu shalat 2 rakaat setiap kali menulis 1 hadist dan mohon petunjuk Allah swt. 
Itulah beberapa tanda betapa hebatnya otak manusia, jika para ulama tersebut mampu melakukannya, maka setiap manusia di dunia ini juga mampu melakukan hal yang sama, bahkan lebih dari itu.
( sumber )