31.3.16

>> Benarkah " Atlantis " berada di Indonesia ?

Apa yang diungkap Plato dalam dialog 'Timaeus dan Critias', yang ditulis sekitar tahun 330 Sebelum Masehi menjadi petunjuk yang memicu pencarian besar-besaran terhadap sebuah peradaban yang hilang " Atlantis ".

Menurut, sang filsuf Yunani, Atlantis terhampar "di seberang pilar-pilar Herkules".  Pulau berberadaban maju itu konon memiliki angkatan laut yang menaklukan Eropa Barat dan Afrika 9.000 tahun sebelum waktu Solon, atau sekitar tahun 9500 SM. Setelah gagal menyerang Yunani, Atlantis tenggelam ke dalam samudera. "Hanya dalam waktu satu hari satu malam".

Meski sejumlah orang menganggap apa yang diungkap Plato sebagai kiasan, sejumlah ilmuwan dan petualang berusaha 'menyibak' lautan, untuk mencari tahu di mana posisi Atlantis. Konon, lokasinya ada di Spanyol, Kepulauan Mediterania, Gurun Sahara, Amerika Tengah, Antartika, Afrika, atau Samudera Atlantik, yang namanya mirip.

Namun, kata penulis Brasil Arysio Santos, Atlantis tak kunjung ditemukan karena mereka mencarinya di tempat yang salah.

"Atlantis berada di Samudera Hindia, di belahan lain Bumi," kata dia. Pria berlatar belakang fisika nuklir itu menunjuk Indonesia sebagai lokasi persisnya.

Dalam bukunya, “Atlantis the Lost Continents Finally Found”, Santos menggambarkan Atlantis berada di "the most volcanic region in the world" alias daerah paling banyak gunung berapinya.

Dan, seperti dikutip laman Atlan.org, faktanya Indonesia terdiri dari ribuan gunung berapi yang berubah menjadi pulau-pulau. Indonesia juga pernah mengalami bencana letusan gunung Krakatau dan Tambora. Bahkan, Danau Toba di Sumatera adalah bekas salah satu kawah gunung berapi.

Letusan beberapa gunung berapi secara bersamaan, kata Santos, menyelimuti permukaan bumi mencairkan es dan memicu ombak raksasa yang menenggelamkan Atlantis. Benarkah demikian?
( sumber )