2.2.16

>> Menguak fakta tentang virus Zika yang saat ini menjadi momok bagi Ibu hamil


Sudah kenal dengan virus zika? Ini adalah salah satu virus menular yang kini tengah melanda Amerika. Secara umum, virus zika hanya menyebabkan gejala singkat seperti flu biasa. Hanya saja, jika virus ini menyerang ibu hamil, risiko bayi lahir dalam kondisi cacat akan semakin meningkat. Bayi akan lahir dengan kondisi kepala dan otak kecil yang disebut dengan microcephaly.

Untuk lebih waspada akan bahaya dari virus zika, ada baiknya untuk memahami lebih dekat beberapa fakta penting terkait dengan virus tersebut. Melansir dari everydayhealth.com, berikut ini merupakan 10 fakta penting terkait dengan virus zika.

1. Penyebaran virus melalui nyamuk
Virus nyamuk sebenarnya dibawa oleh nyamuk dan juga manusia, hanya saja penyebaran (penularannya) dilakukan melalui media nyamuk. Zika adalah virus RNA yang berhubungan dengan West Nile, demam kuning, dan virus dengue yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes.

Virus penyakit ini menggunakan nyamuk sebagai media penyebarannya. Cara penularannya mirip dengan demam berdarah, yaitu dari satu orang ke orang lainnya melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi.

2. Gejala terlihat sepele
Hampir 80% orang yang terinfeksi virus zika tidak menunjukkan gejala. Gejala yang paling umum terjadi adalah demam dan ruam. Terkadang virus ini juga menyebabkan otot dan nyeri sendi, sakit kepala, nyeri di belakang mata dan konjungtivis (mata merah).

Belum ada pengobatan efektif yang digunakan untuk virus zika. Perawatan yang dilakukan umumnya untuk mengatasi gejala yang ditunjukkan.

3. Risiko paling tinggi berlaku untuk bayi dalam kandungan
Saat ibu hamil tertular virus zika, maka anak yang berada dalam kandungan memiliki risiko berbahaya dari virus zika. Efek yang dimunculkan sangat berbahaya bagi bayi. Bayi akan mengalami apa yang disebut dengan microcephaly.

Ini adalah kondisi di mana bayi lahir dengan kondisi otak dan kepala yang kecil. Microcephaly dapat menyebabkan bayi mengalami keterbelakangan mental, lambat dalam berbicara, bergerak dan bahkan dalam pertumbuhannya.

4. Tidak ada vaksin untuk virus zika
Memang hingga saat ini masih belum ada vaksin yang digunakan untuk menghambat virus zika. Satu-satunya vaksin yang digunakan saat ini adalah vaksin rubella (vaksin untuk mencegah cacat lahir).

Vaksinasi kini diperuntukkan bagi anak-anak dan direkomendasikan untuk orang dewasa. Vaksin ini membantu mencegah keguguran pada wanita hamil, masalah jantung, kebutaan dan gangguan pendengaran pada bayi yang baru lahir.

5. Zika bermula di Afrika tahun 1947
Virus zika pada awalnya bernama ZIKV yang pertama kali ditemukan pada tahun 1947 pada monyet rhesus di hutan Zika, Uganda, Afrika. para peneliti menemukan bahwa virus ini hinggap dalam nyamuk.

Tahun 1951-1981 wabah tersebut dilaporkan menyebar ke seluruh Afrika dan Asia. Pada tahun 2007, wabah ini ditemukan menyebar di Polinesia di mana sekitar 73 persen populasinya terinfeksi.

Pada tahun 2014 wabah ini mulai menyerang Amerika latin dan menyebar dengan cepat. Sejak 2015 Pan American Health Organization (PAHO) dan WHO menyarankan Amerika Latin untuk bersiap menyaring wabah zika.

6. Menghindari virus zika dengan obat anti-nyamuk
Salah satu langkah yang dapat diambil untuk mencegah penularan zika adalah dengan menggunakan obat penolak serangga (atau obat anti-nyamuk).

Obat tersebut setidaknya mengandung 20 persen DEET, picaridin, minyak lemon eucalyptus(IR3535). Nyamuk biasanya paling senang menyerang saat senja dan menjelang fajar.

7. Mencegah virus zika dengan membasmi nyamuk
Mengingat nyamuk adalah media penyebaran virus zika, maka membasmi perkembangbiakan nyamuk dapat menjadi salah satu usaha yang dilakukan untuk mencegah penyebarannya.

Air menjadi salah satu habitat yang disukai oleh nyamuk, terutama air yang menggenang. Pestisida kimia dapat membunuh nyamuk, hanya saja penggunaannya harus serba hati-hati untuk mencegah kontaminasi yang membahayakan kesehatan.
( sumber )