1. Siap Pulang Kampung
Jika ratusan juta orang pulang kampung, sistem lalu lintas ambruk. Selambatnya malam menjelang tahun baru, semua orang ingin berada di kampung halamannya. Tetapi sepekan sebelum hari besar, hiruk pikuk perayaan paling penting bagi keluarga di Cina itu sudah terasa. Banyak orang meninggalkan kota-kota metropolitan menuju daerah asal mereka.
2. Sarana Transportasi Tidak Cukup
Setiap harinya lebih dari 4,6 juta bus antar kota/provinsi beroperasi. Dan meski armada telah ditambah menjelang tahun baru, tetap saja tidak mampu menampung calon penumpang yang membanjir. Sejumlah besar lainnya naik kereta, sementara pesawat terbang hanya bisa dibayar warga kaya.
3. Menunggu dalam Ketidakpastian
4. Bertemu Keluarga
Terutama bagi kelompok pekerja yang miskin di kota metropolitan, perayaan tahun baru sering jadi satu-satunya kesempatan untuk bertemu keluarga. Sebagian besar dari sekitar 200 juta pekerja pendatang tinggal di kota besar tanpa keluarga.
5. Pesawat Tidak Berarti Lebih Cepat
Di lapangan terbang situasi juga sulit. Setiap harinya sekitar 10.000 pesawat domestik dioperasikan. Tetapi cuaca, seperti kabut tebal, kadang melumpuhkan lalu lintas udara. Apapun sarana transportasi yang dipilih, orang harus membawa kesabaran lebih.
6. Menghindari Hiruk Pikuk
Para keluarga kaya memanfaatkan libur panjang tahun baru sebagai untuk pergi berlibur ke pantai atau bahkan ke luar negeri. Tujuan favorit: Phuket, Sydney, Vancouver, New York, dan Paris. Dan kesempatan berlibur di luar negeri ini juga terutama dimanfaatkan untuk berbelanja.
7. Setahun Dua Kali
Jika lentera sudah bergantungan, perayaan tahun baru selesai. Pada hari ke-15 di tahun yang baru, yaitu dengan pesta lentera, pesta musim semi berakhir. Setelah pesta lentera selesai, imigrasi besar ke-dua dimulai, saat warga kembali ke kota-kota tempat mereka tinggal.
( sumber )