Asrama mahasiwa di Bayern, Jerman ini super mewah. Penghuninya cuma sekitar 50 orang. Di sini mereka tak perlu masak atau cuci pakaian sendiri. Hanya saja, harus super cerdas jika ingin tinggal di sini.
Tak perlu keluar uang sepeser pun, modalnya cuma kecerdasan spektakuler jika mau tinggal di asrama mewah Maximilianeum di Bayern, Jerman. Para mahasiswa ini juga tak perlu pusing mencari pekerjaan paruh waktu di sela-sela masa studi mereka, karena semua kebutuhannya dicukupi yayasan Maximilianeum.
Di asrama ini, ada karyawan yang siap sedia memasak, membersihkan kamar-kamar dan bahkan mencucikan pakaian mereka. Sewa kamar gratis, makanpun gratis. Tiga kali sehari, setiap harinya, tersedia lengkap mulai dari makanan pembuka, menu utama dan makanan penutup. Yang penting mahasiswa-mahasiswi di sini benar-benar konsentrasi belajar dan merasa nyaman.
Yayasan Akademik Maximilianeum-lah yang membiayai mereka sepenuhnya agar mahasiswa berbakat itu bisa berkonsentrasi penuh hanya pada studinya. Yayasan ini digagas Maximilian II dari Bayern. Raja dari Bayern itu ingin menyediakan layanan bagi warga sipil, dengan memberi fasilitas studi gratis pada mahasiwa-mahasiswa paling berbakat. Per tahun hanya ada 5-7 anak yang bisa mendapat beasiswa ini.
Untuk bisa bergabung, calon mahasiswa harus memiliki nilai sempurna, ketika lulus dari pendidikan setara sekolah menengah di Jerman dan mendapatkan rekomendasi dari sekolah. Susanne Zwirlein dan Clara Freißmuth merupakan di antara para mahasiswa yang menerima beasiswa ini.
Mereka juga harus lolos dari dua tahap ujian yang diadakan Departemen Kebudayaan. Mereka harus menunjukkan dapat melakukan lebih dari sekedar punya nilai ujian yang bagus, ujar Hanspeter Beißer, dewan kehormatan yayasan.
Sekilas seperti asrama normal di Jerman. Tapi tepat di atas kamar-kamar tidur mahasiswa adalah kantor parlemen. Terdapat pintu di lorong yang mengarah langsung ke gedung parlemen. Mahasiswa dapat menghadiri sidang parlemen, beberapa orang lainnya bahkan bisa magang di parlemen. Pada musim panas, mahasiswa dan politisi bergabung dalam acara santai, memanggang makanan di halaman.
Perpustakaan yang bisa dimanfaatkan mahasiswa penerima beasiswa ini cukup lengkap. Tapi tentu mahasiswa ini tak melulu harus belajar, mereka juga bebas bermain dan berkegiatan. Di aula, disediakan piano bagi yang hoby musik. Lalu ada kegiatan bersama seperti menari dan kelas bahasa serta rekreasi.
( sumber )