Tim peneliti dari San Diego State University, Amerika Serikat, berhasil menemukan bunglon terkecil di dunia dengan panjang hanya sekitar tiga sentimeter. Jika diletakkan di tangan manusia, besar bunglon yang masuk dalam spesies Brookesia Micra ini hanya sepanjang kuku jari.
Bunglon ini ditemukan sekitar akhir Januari 2012 di pulau kecil di lepas pantai Madagaskar. Hasil penemuan ini kemudian baru dipublikasikan pada Selasa (14/2) di situs khusus berita sains, PLoS ONE. Bunglon ini dianggap sebagai salah satu reptil terkecil di dunia, bergabung bersama cicak kerdil, Jaragua Sphaero, yang didaulat sebagai reptil terkecil dengan panjang hanya 1,6 sentimeter.
Mengingat tubuhnya yang sangat mungil, tidak mudah menemukan bunglon Brookesia Micra ini. Namun, para peneliti diuntungkan dengan aktivitas Brookesia Micra yang hanya berlangsung di siang hari. Sedangkan di waktu malam, bunglon ini hanya diam di satu tempat.
"Mereka (Brookesia Micra) tidur semalaman dan Anda bisa mengambil mereka dengan mudah, seperti memetik stroberi. Mereka tidak bergerak semalaman," kata pemimpin tim peneliti, Frank Glaw.
Ditambahkan oleh ahli genetika Ted Townsend, ukuran bunglon mungil ini mengindikasikan bahwa bunglon tersebut sudah berevolusi di Madagaskar. "Tidak seperti bunglon yang lebih besar dan berwarna yang kita kenal sekarang ini," kata Townsend.
Namun, para peneliti juga menyayangkan habitat bunglon ini yang sulit hidup di tempat lain. Ada empat spesies Brookesia yang semuanya hidup di lokasi terbatas. Bahkan, setengah dari genus ini hanya hidup di satu lokasi saja, seperti Brookesia Micra yang hanya ditemukan di pulau Nosy Hara, Madagaskar. Tubuh kecil dari bunglon ini diperkirakan terjadi karena sumber daya yang terbatas dan tekanan agar bereproduksi lebih cepat.
( sumber )