Jika biasanya Anda hanya merogoh kocek Rp 30 ribu-Rp 50 ribu untuk mendapatkan seekor ayam, namun harga itu tidak berlaku untuk empat ayam paling mahal di Indonesia ini. Dijual dengan harga selangit, keempat ayam ini memiliki pesona dan keunikan tersendiri. Sebutlah ayam Cemani yang kini diburu para kolektor ayam dunia. Ayam ini sangat spesial karena memiliki warna bulu, kulit, daging, darah sampai tulang-tulangnya hitam pekat.
Di Amerika Serikat, harga seekor ayam Cemani bisa dijual harga US$ 2.500 atau setara dengan Rp 28,08 juta. Tak kalah fantastis, harga ayam Cemani di Indonesia menembus Rp 40 juta per ekor.
"Di sini pun mahal, ada yang jual sampai Rp 40 juta. Yang bikin mahal itu ya karena sekujur tubuhnya berwarna hitam," ungkap Peneliti Unggas Senior Balai Penelitian Ternak , Sofjan Iskandar Kamis (12/9/2013). Ayam Cemani ternyata cuma satu dari empat ayam yang paling mahal di Indonesia. Berikut 4 ayam termahal di Indonesia:
1. Ayam Pelung
Pada 1850, di desa di Desa Bunikasih Kecamatan Warungkondang, Cianjur seorang petani bernama Djarkasih mendapati seekor anak ayam jantan di kebunnya. Hebatnya, anak ayam ini tumbuh dengan pesat.
Ungas yang dikenal dengan ayam Pelung ini memiliki tiga sifat genetik yang cukup unik. Ayam jago tersebut berpostur tinggi dan memiliki suara kokok yang khas, panjang, mengalun dan berirama. Tak hanya itu, ayam ini juga tumbuh dengan cepat. Meski demikian, bulunya tak memiliki pola khas. Namun biasanya, warna bulunya terdiri dari campuran merah dan hitam, kuning dan putih, atau hijau mengkilat.
Saat ini, ayam pelung semakin populer dan diminati masyarakat umum, wisatawan dalam dan luar negeri. Bahkan Putra Kaisar Jepang pernah menyambangi Cianjur untuk melihat proses peternakannya. Uniknya, setiap tahun di Cianjur digelar kontes ayam pelung yang diikuti pecinta ayam dari wilayah Jawa Barat dan Jakarta.
Kata pelung berasal dari bahasa sunda Mawelung atau Melung yang artinya melengkung sesuai dengan bunyi kokok unggas super mahal ini.
"Harganya bisa sampai Rp 20 juta kalau dia juara kontes ayam pelung," kata Sofjan.
2. Ayam ketawa
Bukan hanya orang yang bisa tertawa, ayam juga bisa. Tak heran unggas yang satu ini diberi nama ayam ketawa. Suara kokoknya persis seperti orang yang sedang tertawa.Sementara bagi Anda yang tengah mencari hoki, ayam ini juga dipercaya masyarakat setempat dapat mendatangkan keberuntungan. Dulunya ayam ini dpelihara dan diternak oleh para bangsawan di kerajaan Bugis, Sulawesi Selatan. Ayam ketawa merupakan simbol status sosial dan budaya bangsawan yang agah berani, pantang menyerah, dan sukses.
Secara fisik, unggas yang juga dikenal dengan sebutan Ayam Jantan dari Timur ini hampir mirip dengan ayam kampung biasa. Mulai dari bentuk, ukuran, gerak-gerik dan warna warni bulunya menyerupai ayam kampung. Mengembakbiakkan dan memelihara unggas ini juga tak sulit, sama seperti ayam lainnya.
Bedanya, ayam ketawa sudah bisa berkokok sejak berusia tiga bulan.Namun bagi orang yang baru pertama mendengarnya, suara kokoknya lebih mirip burung perkutut. Terdapat tiga jenis ayam yang ketawa. Pertama adalah Gretek, ayam Ketawa yang mengeluarkan suara orang ketawa dengan jarak antara suara tertawa cepat saat berkokok.
Kedua gaga, ayam ketawa yang interval suara tawanya lambat dan terputus seperti nyaris berhenti tapi masih berlanjut. Yang terakhir dodo, kokoknya menyayat hati pendengarnya.
"Kemarin waktu saya datang ke sebuah pameran, ada dua ekor ayam ketawa. Satu ekor ayam ditawar seharga Rp 40 juta," ungkap Sofjan.
3. Ayam Kukuak Balenggek
Nama unggas ini masih jarang didengar para pecinta ayam hias. Popularitasnya pun masih kalah dibanding ayam ketawa dan ayam pelung. Meski memiliki suara kokok yang sama indahnya, rendahnya publikasi membuat nama kukuak balenggek masih asing. Keunikan ayam ini terletak pada alunan suara kokoknya. Ayam asal Sumatera Barat (Sumbar) ini memiliki irama kokok bertingkat mulai dari 3 hingga 12 lenggek bahkan 19 lenggek. Kokok ayamnya pun terdiri dari 6-15 suku kata tergantung faktor genetik dan pelatihan yang diterimanya.
Nilai jual ayam kukuak balenggek terletak pada kokoknya tersebut. Semakin banyak tingak suku katanya maka semakin mahal pula harganya. Pengalaman sebagai jawara lomba ayam juga bisa menambah nilai jualnya.
"Suaranya panjang dan khas. Kalau ayam ini juara lomba dan suaranya bagus harganya berkisar Rp 20 juta-Rp 40 juta," jelas Sofjan.
Ayam ini memiliki mata yang tajam dan bercahaya. Sementara bentuk badannya proporsional, lincah dan kuat. Semakin bagus posturnya maka semakin menarik irama lenggeknya. Bulunya memiliki banyak variasi warna seperti merah, kuning, putih atau kombinasi dari sejumlah warna tersebut. Di daerah asalnya, pemerintah kabupaten Solok menjadikan ayam kukuak balenggek sebagai maskot fauna di wilayah tersebut. Bahkan pada 1994, Pangeran Akishino asal Jepang sempat berkunjung ke Sumbar untuk sekadar mendengarkan kemerduan suara kokok ayam tersebut.
4. Ayam Cemani
Berasal dari Kedu, Jawa Tengah, ayam cemani mampu menarik perhatian para penggemar ayam dari luar negeri. Bahkan seorang peternak asal Amerika Serikat (AS), banyak menerima pesanan untuk ayam ini. Keistimewannya terletak pada warna tubuhnya yang serba hitam.
Bukan hanya bagian luarnya saja yang diselimuti warna hitam pekat, organ tubuh, kuku, serta dagingnya pun berwarna hitam legam. Bahkan lingkar matanya pun hitam. Keunikan tersebut yang membuat harganya melambung sangat mahal. Meski di jual seharga Rp 28 juta di AS, di Indonesia harganya bisa mencapai Rp 40 juta.
Sayangnya ayam asli asal Indonesia ini sudah hampir punah. Meski demikian masih ada kelompok tani di Kedu yang mengembangbiakkan dan memeliharanya. Unggas yang lidahnya juga hitam ini dipercaya penduduk setempat memiliki kekuatas magis. Tak heran, di Jawa Tengah, ayam ini digunakan sebagai sesajen dalam sejumlah ritual.
"Beda dengan tiga ayam lainnya, pesona ayam Cemani berada di warna yang yang hitam pekat. Ayam ini mahal karena warnanya yang hitam dan identik dengan perdukunan," ungkap Sofjan.
( sumber )