Arab Saudi baru saja membuat iklan untuk mencari delapan orang eksekutor baru. Hal ini dilakukan pemerintah dalam upaya mengimbangi semakin meningkatnya jumlah terpidana mati . Dalam iklannya disebutkan bahwa tidak ada persyaratan atau kualifikasi tertentu untuk melamar pekerjaan tersebut. Para calon algojo harus memiliki kesanggupan penuh untuk menjalankan tugas utamanya, yaitu mengeksekusi terpidana mati atau mengamputasi jika diperlukan.
Aplikasi lamaran kerja untuk lowongan Algojo tersebut bisa diunduh dari situs pemerintah setempat dalam bentuk file PDF, pembukaan dimulai hari Senin (18/05/15) hingga sekarang. Dalam keterangannya disebutkan bahwa gaji untuk algojo memang menduduki level terendah dalam skala kepegawaian. Negara Islam yang menganut sistem kerajaan tersebut menjadi salah satu dari lima Negara di dunia paling banyak melaksanakan hukuman mati, yang biasanya dilakukan dengan cara dipancung.
Sumber data dari Amnesty International tahun 2014, menempatkan Arab Saudi pada posisi ketiga setelah China, Iran dan Irak dan dibawahnya ada Amerika Serikat yang menduduki posisi kelima. Hukuman pancung terhadap seorang pria pada hari Minggu (17/05/15) kemarin adalah orang ke-85 tahun ini. Angka tersebut akan melonjak tajam dibandingkan dengan jumlah total orang yang dihukum mati tahun 2014, yaitu sebanyak 88 orang.
Human Rights Watch menyebutkan bahwa kebanyakan dari mereka yang dihukum pancung adalah karena kasus pembunuhan, sedangkan 38 lainnya akibat kasus narkoba. Terpidana mati kebanyakan berasal dari Arab Saudi sendiri, lainnya dari Pakistan, Yaman, Suriah, Yordania, India, Indonesia, Burma, Chad, Eritrea Filipina dan Sudan.
( referensi )