Tubuh manusia tidak diciptakan untuk kondisi tanpa udara di dalam air. Jadi, seorang penyelam wajib menggunakan alat bantu tabung oksigen yang disandang saat menyelam. Tabung udara itu membantunya bernafas didalam air. Kemampuannya bertahan didalam tergantung dari kapasitas tabung oksigen yang dibawanya untuk bernafas. Namun terdapat beberapa pengecualian. Para penyelam bebas, diantaranya nelayan tradisional, mampu menyelam hingga kedalaman laut tertentu tanpa menggunakan bantuan tabung oksigen.
Keadaan ini membingungkan dunia media. Seperti yang kita ketahui, otak membutuhkan asupan oksigen yang didapat dari pernapasan. Pernapasan dengan menghirup udara memasok memasok 20 persen dari oksigen yang dibutuhkan. Asupan oksigen yang terbatas ke otak menyebabkan gejala yang disebut hipoksia serebral. Dr. Jordan Tishler dari Department of Veterans Affairs Amerika Serikat, menjelaskan manusia bisa menahan napas tanpa kesulitan sekitar 30 hingga 60 detik. Dr Tishler menjelaskan otak adalah organ yang paling rentan bila manusia tidak bernafas. Jika tubuh kekurangan oksigen lebih lama dari rentang waktu itu, sel otak akan menjadi rusak dan berakhir pada kematian.
Namun tentu terdapat beberapa pengecualian. Beberapa penyelam bebas mampu bertahan lebih dari satu menit didalam air tanpa bernafas. Manusia bisa bertahan tanpa oksigen selama 20 menit-an seperti yang dilakukan oleh penyelam Stig Severinsen dari Denmark pada tahun 2012. Penyelam tradisonal mampu bertahan menyelam hingga beberapa menit. Fenomena ini membingungkan dunia medis.
Lalu, mengapa ada orang yang mampu bertahan tidak bernafas didalam air selama enam menit? Bagaiman dunia medis menjelaskan fenomena tanpa bernafas ini?
Sebuah penelitan di Jerman berusaha untuk menyingkap misteri itu. Adalah Doris Hovermann, yang menjadi subyek penelitian. Doris Hovermann, seorang penyelam bebas dapat menyelam selama enam menit tanpa bantuan tabung oksigen. Dengan latihan khusus selama bertahun-tahun, ia dapat menyelam di laut dalam tanpa bantuan alat pernafasan apapaun.
Dr. Lars Eichhorn, Pakar Anastesi dari Rumah Sakit Universitas Bonn, Jerman tertarik untuk menyelidiki fenomena ini. Ia menuturkan, dalam beberapa tahun terakhir, prestasi para penyelam bebas ini meningkat. Mereka mampu bertahan menyelam secara beberapa menit tanpa bernafas. Sebuah pertanyaan yang coba dijawabnya adalah, bagaimana tubuh manusia mampu bertahan dalam kondisi ini?
Dalam riset yang dilakukannya dengan perangkat kedokteran khusus, ia mendapatkan hasil riset awal. Ia membandingkan kadar oksigen pada lengan, kaki dan bagian otak Doris Hovermann. Hasil riset pertama menunjukkan, kadar oksigen di kepala ditahan jauh lebih lama dari bagian tubuh lain. Jadi tubuh mempunyai sistem kompensasi. Terdapat pertukaran kadar oksigen dalam darah antar bagian tubuh tertentu. Namun misteri ini belum terkuak semua. Dr. Lars Eichhorn masih akan melakukan riset lanjutan.
Riset Medis untuk mengukur kadar oksigen manusia, riset ini berharap dapat menemukan jawaban atas dugaan fungsi tubuh manusia memiliki sistem penyelamatan otak. Diharapkan sistem cerdas dapat terungkap agar dalam keadaan darurat dapat ditemukan cara yang menjaga fungsi otak dalam kondisi kritis selama mungkin.
( sumber )